Tuesday, April 21, 2015

Kinerja Investasi Pribadi Jan - Maret 2015

22 April 2015
Penulis mencatatkan kinerja  tiap akhir bulan yang dimulai dari tahun 2014 bulan Mei dan memulai belajar  investing ala value di bulan akhir Agustus 2014. Jadi untuk kinerja value investing belum ada hasilnya. Setelah membaca beberapa buku tentang value investing saya menyadari ada kesalahan yang saya lakukan yaitu value investing itu bukan melihat saham saham murah secara valuasi atau hanya melihat PER dan PBV, anda pasti akan terjebak seperti saya.  Value investing itu sebenarnya lebih kompleks dan saya akan mencoba untuk menshare kesalahan kesalahan saya dan pandangan saya dalam saham saham yang saya pegang maupun yang lagi saya perhatikan di artikel selanjutnya. Sebenarnya penulis ingin mempelajari lebih dalam lagi tentang value investing sebelum menerapkannya, tapi apaboleh buat saya harus belajar sambil mengambil resiko tersebut. Sampai akhir Maret 2015, saya menyisahkan kas 27%. Sampai sekarang saya sendiri masih melakukan trade jangka pendek. Dan ada beberapa saham yang saya memang hold untuk jangka panjang setelah menganalisa lebih lanjut. Sehingga kinerja yang anda lihat tidak sepenuhnya hasil dari value investing. Tapi penulis pasti akan berusaha lebih kuat lagi untuk mencari peluang value investing.


Berikut kinerja dan sektor portfolio saya:
Jika anda lihat porfolio saya di bulan Agustus 2014- Desember 2015, saya cukup beruntung karena sebenarnya saya belum begitu memahami bagaimana cara investasi yang betul (sampai sekarang juga masih proses belajar). Sebelum Agustus 2014, hasil itu merupakan hasil trading dengan hanya membaca chart dan volume.

Baiklah mari saya bahas apa yang saya lakukan di Januari - Maret 2015
1.Trade jangka pendek dalam saham INTP dan SMGR karena penurunan dari akibat turun Rp 3000/sak ( dana dipakai 15% dari total) keuntungan 3.7%
2. PGAS 20% dari portfolio, rata rata harga Rp 5350/saham .Rencananya trade jangka pendek, tapi sayangnya penulis melanggar janji dan terbius akibat dari label yang diberikan kepada saham tersebut (Kata banyak orang SAHAM DEFENSIF) . Saya menyalahkan diri saya sendiri mengapa harus tergiur(karena saham ini merupakan LQ45 dan turun sewaktu teman teman LQ45 nya sedang naik dan kinerjanya FY 2014 sebenarnya tidak seburuk isu yang dikeluarkan) dan jujur saja pada saat itu penulis memegang hampir 40% kas dan binggung mw diapakan. Pelajarannya sungguh bagus yaitu lebih baik memegang kas daripada menspekulasi dengan dana yang besar. Dan saham inilah yang membuat kinerja jan-maret 2015 menurun cukup dalam
3.UNTR mulai menyicil menjualnya di harga Rp 22.000 dan menyisahkan 1/3 dari pembelian sementara. Alasan menjual karena menganti saham tersebut dengan saham yang masih wajar menurut saya.
4.KDSI, menjual sedikit dan menggantikannya saham yang lain.
5. PTRO menyicil membeli setelah yakin dalam hasil analisa. 






Catatan: Saya tidak merekomendasi untuk membeli dan menjual sebuah saham. Yang saya tampilkan ada hasil dari trade saya. Tujuan tulisan ini agar saya dapat mereview kinerja saya sendiri dikemudian hari dan mungkin pembaca dapat memetik suatu pembelajaran. 
Investment in your hand!


Sunday, April 19, 2015

Trading vs Investing

Apakah anda seorang trader atau investor? mungkin kalau ditanya, jawabannya adalah emang gue pikirin. Kalau da cuan ya jualkalau masih belum cuan ya hold aja (alias sangkut). Lagipula saya beli toh LQ45.  Jika anda membeli saham apakah anda tergolong investor atau trader? Maka anda harus paham apa yang dimaksud investor dan trader. Jadi sebenarnya arti trading itu adalah membeli dan menjual instrument finansial berupa stok, obligasi, komoditas dan derivatif. Sedangkan investasi menurut Mr Benjamin Graham adalah "An investment operation is one which, upon thorough analysis, promises safety of principal and an adequate return. Operations not meeting these requirements are speculative."  kira kira arti dalam bahasa indonesia adalah operasi analisa yang tajam, menjanjikan keamanan modal dan hasil yang cukup. Selain diluar operasi tersebut adalah spekulasi. Contoh=Jadi jika anda membeli perusahaan A Rp 100/saham setelah meniliti dengan cermat. Tiba tiba dalam bulan berikutnya harga saham tersebut melonjak menjadi Rp 200/saham dengan beberapa alasan dan menunjukan overvaluation. Apa yang anda lakukan? Jika penulis tentu akan menjualnya dan menukarkan ke saham yang harga memiliki harga wajar. Terus jika anda menjual apakah anda seorang investor atau trader. Maka jawabanya anda adalah investor dan trader yang pandai. Tapi jika anda membeli perusahaan karena anda merasa sahamnya besok akan naik. Maka anda adalah spekulator.

Poinnya adalah jika anda meneliti dan mengupas ngupas apa yang anda di perusahaan dan merasa harga tersebut wajar. Maka anda adalah investor, ketika anda jual maka anda dapat disebut trader karena anda memperjualbelikan saham. Tapi jika anda tidak melalukan analisa yang mendalam, dan melakukan pembelian karena alasan si bapak itu aja beli dan mengatakan minggu depan ada yang goreng atau alasannya adalah saya lihat saham ini sudah jenuh jual dan saya coba untuk membeli apabila saham tersebut turun 3% maka saya akan jual (cutloss) . Maka anda adalah spekulator. Jika anda tanya seorang investor mengapa dia membeli saham perusahaan tersebut maka dia dapat menjelaskan apa yang perusahaan  tersebut miliki, bentuk asset apa saja yang likuid, dan bagaimana kualitas dari laba perusahaan tersebut. Dan bisa bisa investor juga dapat bercerita bagaimana mumpuni nya management dalam menghadapi krisis krisis yag dialami. Investor lebih menjelaskan apa yang ada di perusahaan saat ini ketimbang prospek apa yang akan perusahaan dapatkan dan asumsi asumsi yang tidak wajar. Karena prospek dan asumsi belum tentu benar.

Kritik dan masukan yang tajam dengan bahasa sopan tentu dapat memajukan kita semua.

Investment in your hand!

References
http://en.m.wikipedia.org/wiki/Benjamin_Graham
http://en.m.wikipedia.org/wiki/Trader_(finance)

Alasan mengapa adanya blog ini

Jika anda seorang yang menyukai  lukisan maka mulailah menggambar. Jika anda suka nonton film, maka mulailah membuat short video. Jika anda suka membaca maka mulailah menulis. Intinya adalah start menghasilkan karya bukan hanya sebagai penikmat saja. Itulah kira kira bunyi dari tweets Raditya Dika. Dengan menulis , penulis mengharapkan mendapatkan komentar dan kritikan tajam sehingga dapat memotivasi dan membuat analisa lebih tajam lagi. Penulis juga binggung ingin berdebat dengan siapa jikalao menemukan suatu saham yang bagus untuk dibeli. Artinya dengan menulis mungkin penulis dapat berteman dengan lebih banyak lagi investor investor yang berdasarkan value. 

Disini anda tidak akan mendapatkan rekomendasi saham mana yang akan naik. Karena saya juga tidak seberuntung itu. Penulis akan banyak berbicara tentang perusahaan dan kinerja fund saya kelola. Kira kira menjadi online diary saya, sehingga suatu saat nanti saya dapat melihat track record  saya. Saya menulis untuk kebaikan saya sendiri. 

Investment in your hand!