Friday, July 3, 2015

PT Tempo Scan Pacific Tbk, great company with reasonable price

PT Tempo Scan Pacific Tbk

PT Tempo Scan Pacific Tbk (TSPC) didirikan pada tanggal 20 Mei 1970 dan go public pada 24 Mei 1994. PT Tempo Scan Pacific dijalankan oleh family Kartini Muljadi.  Shareholder dari PT Tempo Scan Pacific Tbk adalah PT Bogamulia Nagadi yang memegang 77.34% tercatat pada 2014.  Pada 2008 silam PT Bogamulia memiliki 71.85%.  Di 2008 July  mereka melakukan pembelian saham dari masyarakat hingga kepemilkan menjadi 95% dengan offer Rp 700/ saham yang mencerminkan PBV 1.4x dan PE 9.6x pada saat itu . Setelah tender offer,  saham TSPC malahan cenderung turun hingga ke Rp 345 /saham di bulan Desember 2008, pada saat itu hampir semua saham turun signifikan.  Pada 2012 PT Bogamulia menjual kembali kepemilikannya di TSPC menjadi 77.29%. ( Perlu dicatat pembelian saham TSPC bukan dibuyback oleh TSPC melainkan oleh induk perusahaan, sehingga keuntungan dari penjualan buyback tidak menguntungkan shareholder TSPC). Penulis menilai cukup aneh, ketika pada tahun 2008 silam, TSPC memegang kas yang cukup besar yaitu 1 Triliun, tetapi TSPC tidak melakukan buyback atas sahamnya walaupun induk perusahaanya melakukan pembelian saham dan sampai sekarang kas perusahaan juga terbilang cukup besar yaitu 36% dari total asset. Dan di tahun 2015 ini juga, PT Bogamulia Nagadi melakukan pembelian saham TSPC sekitar Rp 1900-1990 /saham. Apakah memang betul harga saham sekarang TSPC sudah cukup murah? Sebelum memasuki valuasi ada baiknya kita membahas tentang perusahaan lebih detail lagi. Induk perusahaan dari TSPC yaitu PT Bogamulia Nagadi sebenarnya didirikan pada tahun 1990 oleh Bapak Handojo Selamet Muljadi yang juga sebagai pemegang saham mayoritas di PT Bogamulia Nagadi. Bapak Handojo Selamet Muljadi telah memimpin TSPC sejak 1995 dan dibawah kepemimpinannya, TSPC berhasil secara konsisten meraih pertumbuhan laba dan menjaga kualitas dari struktur assetnya. 



Setelah ditinjau tinjau produk produk farmasi dari TSPC berhasil mendaftarkan 10 dari produknya dalam program BPJS sehingga menghasilkan sekitar 8% dari penjualan bersih kelompok Prescription medicinies group (kelompok usaha Obat resep). TSPC memiliki 3 divisi utama, Divisi Farmasi terdiri dari 6 perusahaan, Divisi Produk konsumen dan kosmetika terdiri 8 perusahaan, dan Divisi Distribusi terdiri dari 6 perusahaan. Beberapa produk yang terkenal dari TSPC adalah Brodrex, Hemaviton, Neo rheumacyl, neo hormoviton, Marina, Oskadon, Minyak telon,Vidoran smart, Zevit growth. Produk underlisensi dari TSPC adalah Revlon, Bobbi Brown, Hilfiger, Aramis, Clinique, MAC, LAMER, ESTEE LAUDER, DKNY.

Pendapatan 2014 TSPC dari ketiga divisi:
1. Divisi Obat-obatan/ Pharmaceutical  menyumbang 2 Triliun (27.5% dari total pendapatan)
    Margin laba kotor dari divisi Produk Pharmaceutical adalah 64%
2. Divisi Produk konsumen dan kosmetika menyumbang 1.9 Triliun (25.4% dari total pendaptan)
    Margin Laba kotor dari divisi Produk konsumen dan kosmetika adalah 57.6%
3. Divisi Distributor menyumbang 3.5Triliun (47.1% dari total pendapatan)
     Margin laba kotor dari divisi distribusi 14.4%

Analisa Fundamental

Neraca dari TSPC sehat sepanjang 2014 sebagaimana tercermin dalam posisi kas bersih Rp 1.3Triliun, jumlah asset Rp 5.6Trilliun dan ekuitas 4.1Trilliun. Rasio dari time interest earnednya menunjukan 87.9x. Sehubungan dengan kondisi likuiditas, TSPC telah berhasil mempertahankan modal kerja yang sehat dengan menjaga rasio lancar di 3x, inventory turnovernya 8.9x, dan memperbaiki piutang usaha menjadi 40 hari dibandingkan dengan 42 hari pada periode yang sama tahun lalu. Tidak adanya hutang jangka panjang. Hutang jangka pendek juga kecil. Sehingga resiko dari perusahaan sebenarnya hampir mendekati nol. Perusahaan tetap harus berinovasi untuk meningkatkan penjualannya.

Poin poin penting untuk diketahui:
1.Tidak ada defisit dalam 10 tahun terakhir.
2.Pertumbuhan 15 tahun terakhir, CAGR 15.7%. Sedangkan pertumbuhan 5 tahun terakhir ini adalah    10%.
3.Rasio pengembalian terhadap asset (ROA) 15 tahun rata rata 12%
4.Rasio pengembalian terhadap modal (ROE) 15 tahun rata rata 15.9%
5.Margin usahanya cukup tinggi. Gross profit margin rata rata 15 tahun 41.6%, Operasi profit margin     rata rata 15 tahun 14.4%, dan Net profit margin rata rata 15 tahun 10.1%
6.Cash flow Operasinya tetap positif dengan 15 tahun compound annual growth ratenya di 3.8%

Peniliaian harga wajar:

1. Peter lynch PEG, PER 9.7x, pertumbuhan 5 tahun 10%. Maka hasil yang didapat adalah 9.7 / 10%      = 1, artinya valuasinya wajar.
2. Valuasi dari Om Benjamin Graham, V=EPS * ( 8.5 + 2G) * (BIrate/AAA)
     V= 125 * (8.5 + 2*10)* (7.5/10.5)
     V= 2.544
     Maka intrinsic value dari TSPC adalah Rp 2544/saham, atau 27% terdiskon. Untuk lebih         konservatif maka anda boleh menunggu ketika perusahaan terdiskon 30% dari intrinsic valuenya yaitu Rp 1780/ saham
NB: EPS yang digunakan adalah TTM Q2,3,4 2014 + Q1 2015=73 +52= 125
        AAA menggunakan obligasi  dari Astra (http://www.ibpa.co.id/DataPasarSuratUtang/BondMaster/ObligasidanSukukKorporasi/tabid/80/language//Default.aspx)

Penutupan

Perusahaan tidak akan mengalami resiko likuiditas dan tidak akan mengalami resiko suku bunga naik karena struktur asset TSPC kuat dan bagus (hutang berbunganya nyaris tidak ada). 
Penulis menilai perusahaan TSPC cukup bagus kinerjanya dan sebagai mesin penghasil kas yang bagus. Pada harga Rp 2000 / saham atau market cap 9 Triliun, maka valuasi yang ditawarkan PE 9.7x dan PBV 2.1x (untuk kinerja Q12015 yang diannualized). Perusahaan tiap tahun membagikan dividen rata-rata 55% dari laba bersih. Jika pembelian di harga Rp 2000/saham maka dividen yield yang dapat diharapkan adalah 3.75% . Penulis sendiri mulai menyicil saham ini, ketika harga saham lebih murah lagi maka saya akan meningkatkan porsi kepemilikan.


Investment in your hand.




Referrence:



No comments:

Post a Comment